Telkomsel tambah 5 juta pelanggan, satu operator mati

Merdeka.com - PT Telkomsel mengklaim penambahan jumlah pelanggan hingga lima juta tahun ini terbukti telah mematikan satu operator, padahal target anak usaha Telkom tersebut mendapatkan tambahan 8 juta pelanggan tahun depan.

"Berarti ada yang akan mati lagi, karena pasar sudah jenuh, sudah pasti pelanggan yang didapatkan merupakan hasil akuisisi operator lain," ungkap Direktur Penjualan Telkomsel Mas'ud Khamid, di sela-sela peluncuran Shopify, sebuah situs yang menawarkan pembuatan online shop bagi IKM, Selasa (3/12).

Tahun depan, Telkomsel menargetkan bisa mendapatkan tambahan lima juta pelanggan baru setelah akhir tahun ini diharapkan jumlah pelanggan mencapai 130 juta orang.

Menurut Mas'ud, Telkomsel sangat serius menggarap wilayah-wilayah terpencil dengan terus membangun BTS 3G di pelosok Tanah Air, termasuk Papua dan wilayah terluar lainnya.

Terkait dengan strategi pemasaran, Telkomsel mengaku tak ingin ikut-ikutan meladeni perang tarif di industri telekomunikasi. "Perang tarif itu jaman dulu, kita nggak akan ikut-ikutan. Lihat itu gara-gara perang tarif, ada operator yang menarik jaringannya gara-gara kehabisan modal," tegasnya.

Mas'ud mengatakan perang tarif malah membuat operator kesulitan membangun infrastruktur baru maupun menjaga jaringan yang sudah ada. "Realistis saja, meski tarif kita mahal tapi kualitas layanan tetap terjamin, dan pembangunan jaringan baru pun terus dilakukan," katanya.

Asem! initoh alasan tarif telkomsel makin mahal:tidaak1:

 

Biaya internet seharusnya tidak mahal, hanya saja biaya yang harus dikeluarkan operator diindonesia yang mahal. dari biaya infrastruktur, Perawatan, Pajak, Ijin, Promosi dan lain2...

Mana ada operator yang sanggup jual internet murah, sebelum biaya2 diatas tertutupi?

Memang akan lebih baik jika operator2 kecil merging. memang persaingan jadi kurang sehat. tapikan ada pemerintah yang bisa ikut mengatur tarif yang sesuai untuk masyarakat.

Kalau Telkom Jual murah? Apa nasib operator2 lain... wkwkwkwkwk....

 

Kl menurutku gini:

Biaya internet/call/sms sebenarnya murah. Tetapi utk saat ini kita sebagai pelanggan ditarik mahal karena "dipaksa" ikut urunan membangun jaringan/BTS di tempat2 laen. Jadi sebenarnya kita tidak membayar untuk apa yang kita nikmati, tetapi juga membayar untuk apa yang "orang laen" nikmati (orang laen = orang di daerah yg akhirnya bs merasakan sinyal telkomsel krn dibangun BTS baru + telkomsel yang akhirnya punya jaringan sinyal luas di Indonesia)

Cukup kurang adil benernya kl menurutku, karena kita membayar utk hal2 yang sebenarnya "tidak ingin" kita beli (men..kita ingin beli paket internet, bukan membangun BTS di daerah yang "mungkin" tidak pernah kita kunjungi. Kita ingin beli paket telp atau sms, bukan ingin memperluas jaringan di tempat2 yang "mungkin" tidak pernah kita kunjungi)

Maksudku, jangan bebankan kebutuhan, ambisi, dan kewajiban telkomsel pada konsumen. Itu g fair.
Kl telkomsel berambisi ingin memperluas jaringannya di seluruh negeri, ya usaha dong entah itu dari pemodal, dsb. Jgn tiba2 dengan enak aja biayanya dipermahal utk mengcover semua itu. Apalagi sampe ada provider yang mati gara2 itu, semakin sedikit persaingan semakin mudah bagi mereka utk memainkan harga dan bermain dengan lebih tidak fair lagi.

Ini sama aja kayak kita pengen beli beras, tetapi harganya dinaikin drastis sama yg punya toko karena dia berambisi ingin buka cabang dimana-mana, tanpa ingin keuntungannya berkurang. Ini gak fair.

Kl pengen buka cabang dimana-mana, y menurutku harus usaha dong. Tetep menjual beras dengan harga wajar, tetapi menyisihkan keuntungan utk membangun cabangnya. Bukan seenaknya naikin harga beras setinggi langit karena ingin membangun banyak cabang tanpa ingin keuntungannya berkurang.
:wadaw:

It just my opinion

 

kl boleh tahu, provider apa ya yang mati gara2 "aksi" telkomsel tsb?

 

Kalo mengenai provider yg "mati" sih aku belum tw sob
Tapi kemungkinan sih Axis,habis sekrng Axis telah diakusisi sama XL
Tapi belum pasti sih provider yg mati itu siapa

 

begitulah bisnis